Info Lengkap Tentang Budidaya Ikan Sidat Indonesia
Tampilkan postingan dengan label Tips dan Cara. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Tips dan Cara. Tampilkan semua postingan

20140410

Lengkap Cara Budidaya Ikan Sidat

Halali Sahri No comments
Ikan Sidat (anguilla bicolor), termasuk familiAnguillidae, ordo Apodes. Di Indonesia diperkirakan paling sedikit terdapat 5 (lima) jenis Ikan Sidat, yaitu : Anguilla encentralis, A. bicolor bicolor, A. borneonsis, A. Bicolor Pacifica, dan A. celebensis. Ikan Sidat mungkin tidak dikenal oleh banyak orang di sini. Tapi, di berbagai negara ikan sidat jadi makanan primadona yang harganya sangat mahal.

Permintaan ekspor sidat terus meningkat. Harga jualnya juga mencengangkan. Sayangnya, teknik pendederan dan pembesaran yang menjadi kunci dihasilkannya sidat berkualitas dan layak ekspor belum banyak dikuasai.

Ikan sidat adalah sejenis belut, namun bentuknya lebih panjang dan besar. Ada yang mencapai 50 cm. Memang tidak enak dilihat. Tapi siapa sangka, konsumen asing menganggap cita rasa ikan sidat enak dan memiliki kandungan gizi yang tinggi. Kalau di restoran Jepang, ikan ini sebutannya Unagi.

Kandungan vitamin A mencapai 4.700 IU/100 gram, sedangkan hati ikan sidat lebih tinggi lagi, yaitu15.000 IU/100 gram. Lebih tinggi dari kandungan vitamin A mentega yang hanya mencapai 1.900 IU/100 gram.

Bahkan kandungan DHA ikan sidat 1.337 mg/100 gram mengalahkan ikan salmon yang hanya tercatat 820 mg/100 gram atau tenggiri 748 mg/100 gram.

Sementara kandungan EPA ikan sidat mencapai 742 mg/100 gram, jauh di atas ikan salmon yang hanya 492 mg/100 gram dan tenggiri yang hanya 409 mg/100 gram.

Teknologi budi daya masih baru di Indonesia. Budi daya ikan sidat di Indonesia baru ditemukan sekitar tahun 2007 oleh Satuan Kerja Tambak Pandu Karawang, yang merupakan UPT Ditjen Perikanan Budi Daya, Departemen Kelautan dan Perikanan. Padahal ikan sidat sudah cukup lama dibudidayakan di Jepang dan Thailand. Asal tahu saja, pengembangan budi daya kedua negara menggunakan benih dari Indonesia.
“Melihat permintaan pasar dunia yang sangat besar mendorong kami untuk melakukan penelitian budi daya ikan sidat,”

Ikan Sidat tumbuh di perairan tawar (sungai dan danau) hingga mencapai dewasa, setelah itu Ikan Sidat dewasa beruaya ke laut dalam untuk melakukan reproduksi. Larva hasil pemijahan akan berkembang, dan secara berangsur-angsur terbawa arus ke perairan pantai. Ikan Sidat yang telah mencapai stadia elver (glass eel) akan beruaya dari perairan laut ke perairan tawar melalui muara sungai.

Harga ikan memang sangat menggiurkan. Harga di tingkat petani ikan sidat untuk elver dengan harga jual antara Rp. 250.000/kg. Untuk ukuran 10-20 gram berkisar antara Rp 20.000-Rp 40.000/kg, sedangkan ukuran konsumsi >500 gram untuk jenis Anguilla bicolor pada pasar lokal rata-rata Rp 75.000/kg; jenis Anguilla marmorata Rp 125.000-Rp 175.000/kg.

Larva Sidat (elver) berhubungan dengan musim. Diperkirakan larva Ikan Sidat dimulai pada awal musim hujan, akan tetapi pada musim tersebut faktor arus sungai dan keadaan bulan sangat mempengaruhi intensitas ruayanya.
Ikan Sidat termasuk ikan karnivora. Di perairan umum Ikan Sidat memakan berbagai jenis hewan, khususnya organisme benthik seperti crustacea (udang dan kepiting), polichatea (cacing, larva chironomus dan bivalva serta gastropods). Aktivitas makan Ikan Sidat umumnya pada malam hari (nokturnal).

Ikan Sidat telah dibudidayakan secara intensif di Eropa khususnya di Norwegia, Jerman dan Belanda serta Asia, yaitu : Jepang, Taiwan dan China daratan. Di negara-negara lain seperti Australia, Indonesia dan beberapa negara Eropa dan Afrika Barat umumnya produksi Ikan Sidat masih mengandalkan dari hasil penangkapan di alam.. Ikan Sidat dapat dibudidayakan di dalam ruangan tertutup (indoor) dan di luar ruangan (outdoor). Di Indonesia dengan suhu lingkungan yang relatif konstan sepanjang tahun maka pemeliharaan Ikan Sidat dapat dilakukan di luar ruangan (out door).

Secara praktis Ikan Sidat dapat dibudidayakan di kolam tanah berdinding bambu, kolam beton (bak beton), pen dan keramba faring apung. Apa pun jenis wadah yang digunakan dalam budidaya Ikan Sidat yang hamus diperhatikan adalah bagaimana mencegah lolosnya ikan dari media budidaya.

Lingkungan Perairan yang Baik untuk Budidaya Ikan Sidat

a. Suhu.
Pada pemeliharaan benih Ikan Sidat lokal, A. bicolor bicolor, suhu terbaik untuk memacu pertumbuhan adalah 29°C.

b. Salinitas.
Pada pemeliharaan Ikan Sidat lokal.,, A. bicolor bicolor (elver), salinitas yang dapat memberikan pertumbuhan yang baik adalah 6 – 7 ppt.

c. Oksigen Terlarut.
Kandungan oksigen minimal yang dapat ditolelir oleh Ikan Sidat berkisar antara 0,5 – 2,5 ppm.

d. pH.
pH optimal untuk pertumbuhan Ikan Sidat adalah 7 – 8.

e. Amonia (N H3- N) dan Nitrit (NO2-N)
Pada konsentrasi amonia 20 ppm sebagian Ikan Sidat yang dipelihara mengalami methemoglobinemie dan pada konsentrasi 30 – 40 ppm seluruh Ikan Sidat mengalami methemoglobinemie.

Kebutuhan Nutrien
Seperti halnya jenis ikan-ikan lain, Ikan Sidat membutuhkan zat gizi berupa protein, lemak, karbohidrat, vitamin dan mineral.
Kadar protein pakan optimal adalah 45% untuk ikan bestir (juvenil) dan sekitar 50% untuk ikan kecil (fingerling).

Budidaya Ikan Sidat Pada Jaring Apung

a. Jaring Apung.
Satu unit jaring apung memiliki empat kolam berukuran 7 x 7 m, dengan jaring berukuran 7 x 7 x 2,5 m dan mata jaring 2,5 inchi. Untuk menghindari lolosnya ikan, disekeliling tepian kolam bagian atas diberi penutup dari hapa dengan lebar 60 cm.

b. Benih Ikan Sidat.
Benih Ikan Sidat (Anguilla bicolor) berbobot 15 – 20 gram per ekor dengan panjang 20-30 cm.. Benih Ikan Sidat diperoleh dari Pelabuhan Ratu hasil tangkapan nelayan di perairan umum.

c. Padat Penebaran.
Setiap kolam ditebar 100 kg benih Ikan Sidat.

d. Pakan.
Pakan yang diberikan adalah pakan buatan berbentuk pasta dengan kandungan :
¦ Protein 47,93%
¦ Lemak 10,03%
¦ Seratkasar 8,00%
¦ BETN 8,32%
¦ Abu 25,71%
Pakan diberikan sebanyak 3% dari berat total ikan Konvensi pakan sebesar 1,96.
Dengan konvensi tersebut akan diperoleh laju perturnbuhan
rata-rata 1,46`% dengan mortalitas 9,64 %.

e. Masa Pemeliharaan dan Panen.
Pemeliharaan Ikan Sidat pada kolam keramba jaring apung selama 7 – 8 bulan, dan masa. panen secara bertahap dapat dimulai pada masa pemeliharaan 4 bulan.
Ukuran Ikan Sidat yang, dipanen dapat – mencapai ukuran. konsumsi yaitu 180 – 200 gram per ekor.

Pemeliharaan ikan Sidat pada kolam keramba jaring apung merupakan salah satu alternatif dalam rangka penganekaragaman budidaya ikan pada kolam keramba jaring apung. Namun dalam penerapannya masih perlu diperhatikan kondisi serta kualitas perairan umum yang dipergunakan.

Sumber : http://carabudidaya.com/cara-budidaya-ikan-sidat/

Merawat Ikan Sidat Yang Sakit

Halali Sahri No comments
Meskipun ikan sidat adalah ikan yang kuat bertahan hidup tetapi kita pasti pernah melihat ikan sidat yang kurang sehat, sakit, luka-luka atau kurang bergairah karena terlalu lemah tubuhnya. Luka ditubuh ikan sidat bisa disebabkan karena banyak factor, ketika sidat tidak mau makan lama kelamaan ikan sidat ini akan menggigit temannya sendiri hingga akhirnya berkelahi dengan hasil banyak luka bekas gigitan ditubuh sidat.

Cara untuk mengobati atau merawat sidat yang sakit atau luka-luka karena bekas gigitan atau tergores benda tajam hingga kelihatan berdarah ditubuhnya sidat bisa menggunakan alternatif pengobatan sebagai berikut :
  1. Obat PK bisa dibeli diapotek secukupnya 1 pack saja (warnanya ungu)
  2. Siapkan ember plastik kira-kira ukuran 2 -4  liter air lalu tuangkan PK kedalamnya 1-2 gram sampai warnanya ungu sedang tidak pekat.
  3. Ambil sidat yang luka dan masukan kedalam ember tersebut kira2 3-5 menit lalu ambil   kembali masukan kembali kedalam kolam.
  4. Kalau bisa pisahkan sidat yang luka dari sidat yang sehat, guna bisa monitor tingkat  kesembuhannya.


Sementara untuk ikan sidat yang terkena jamur di tubuhnya atau “white spot” cirinya adalah ikan sidat terlihat berbeda warna dibagian tertentu semacam panu berwarna putih ditubuh ikan sidat, cara untuk mengatasinya salah satun caraya adalah dengan menabur garam secukupnya agar air sedikit payau.

Demikian postingan kali ini tentang cara merawat sidat yang sakit, semoga bisa menambah pengetahuan kita dan bermanfaat juga buat kita. (Dari berbagai sumber)

20140401

Cara Pembesaran Dan Pengolahan Sidat

Halali Sahri 1 comment
Pembesaran ikan sidat, sidat adalah sejenis belut tapi lebih mendekati ikan dari nama latinnya saja sudah disebut Anguilla Sp. memang bagi awam agak sulit mencarinya namun bagi masyarakat jawa disebut Moa di Betawi, Lubang di Sunda nah kalo di jawa tengah kebanyakan di ikan sidat ini keramatkan karena bentuknya yang aneh dan cuma mau hidup di air yang bersih seperti dekat mata air, danau dan muara di pantai selatan.

Perawatan ikan sidat tidak sulit kok, kalau kita baru beli ukuran sidat konsumsi biasanya kita pelihara dulu di kolam yang bersih, puasakan mereka sampai 7 hari, kasih makan cacing sutra atau tubifex, trus campuran gilingan daging siput dengan pelet pakan lele lalu perlahan setelah biasa selama 2 minggu bisa dikasih pelet untuk lele dumbo.

Dalam jangka wakty 3-4 bulan ukuran ikan sidat sudah gemuk sekali, kalau dari ukuran glass eel atau anakan sampai masa panen konsumsi dengan berat 250-300 gram makan waktu 6 bulanan saja tapi kalau mau ukuran kualitas expor mulai dari 500g sampai 1 kg lebih harus tunggu sampai 8-12 bulanan, mereka benar benar menakjubkan karena dagingnya tebal sekali mirip ikan patin dan rasanya seperti ikan salmon tetapi tidak amis.

Nah kalo untuk sidat konsumsi sebaiknya sebelum disembelih harus di puasakan sampai 4 hari dulu untuk buang lendir yang bau lumpur dan biar isi perutnya kosong.. kalau mau di sembelih rendam mereka didalam air es batu sampai mereka tidur atau bahkan jantung mereka tidak berdetak lagi baru sembelih mereka. Tapi jangan di potong lehernya seperti umumnya belut lumpur atau lindung. Sebaiknya di potong bagian punggung memanjang dari pangkal kepala sampai ujung ekor atau di fillet yang rapih dan tulang punggungnya di buang juga, keluarkan jeroan jangan sampai pecah. 

uniknya mereka tidak punya tulang rusuk jadi mudah sekali di olah dan tidak berduri, cara masaknya di panggang dulu di atas bara api selama 10 menit kemudian di kukus selama 5 menit lalu di bumbui sesuka hati dan di bakar lagi diatas bera api selama 7 menit nah sidat atau unagi (Jepang) siap disantap.
(Sumber: http://mutiarasani.blogspot.com/2007/09/ikan-sidat-anguilla-bicolor.html)

Cara Pembuatan Pelet Ikan dari Cacing Tanah

Halali Sahri No comments
Cacing tanah merupakan hewan yang berpotensi menjadi bahan makanan. sumber protein tinggi. Budidaya cacing tanah relatif mudah, efisien dan murah, dimana untuk membudidayakan cacing ini hanya dibutuhkan suatu media berupa kompos (dalam kehidupan sehari-hari digunakan untuk menguraikan sampah organik).

Sisa dan media ini selanjutnya dapat dimanfaatkan untuk pupuk tanaman, karena penguraian sampah organik oleh cacing tanah banyak menghasilkan unsur hara yang sangat dibutuhkan bagi pertumbuhan tanaman. Berkaitan dengan potensi cacing tanah sebagai bahan makanan sumber protein tinggi, pemanfaatannya sangat beragam seperti:

  • Untuk bahan campuran kosmetika.
  • Sebagai makanan suplemen kesehatan.
  • Bahan obat-obatan terutama yang menyangkut dengan antibiotik.
  • Sebagai pakan ternak.

Komposisi nutrisi Lumbricus rubelius adalah sebagai berikut:

  • Protein Kasar : 60 - 72%
  • Lemak : 7 - 10%
  • Abu : 8 - 10%
  • Energi :900 - 4100 kalori/gram.

Dengan memperhatikan komposisi nutrisinya, maka di dunia perikanan,cacing tanah ini berpotensi untuk dijadikan sebagai bahan ransum makanan ikan

Seperti diketahui bahwa untuk pertumbuhan ikan, sangat ditentukan oleh kandungan protein dalam makanannya. Mengingat kandungan protein cacing yang cukup tinggi (lebih tinggi dari ikan dan daging) serta komposisi asam amino esensial yang lengkap sehingga, dapat diperkirakan bila cacing tanah ini dapat dimakan oleh ikan akan dapat memacu pertumbuhan dan menghasilkan ikan yang sehat serta tahan terhadap serangan penyakit


ALAT, BAHAN, DAN METODE
Peralatan yang digunakan adalah:
* Alat Penggiling Tepung
* Alat Penggiling Daging
* Baskom

Bahan:
a. Tepung Cacing : 41%
b. Telur ayam : 20%
c. Terigu : 14%
d. Dedak : 18 %
e. Kanji :1%

Untuk membuat tepung cacing, langkah-langkahnya adalah sebagai berikut :

  • Cacing segar dipisahkan dari medianya.
  • Cacing segar ini di cuci/bilas dengan air bersih, lalu ditimbang.
  • Cacing segar dijemur oleh panas matahari di atas seng dalam 24 jam (suhu udara 32 - 35 derajat celcius).
  • Cacing yang sudah kering kemudian dibuat menjadi tepung dengan menggunakan penggiling tepung.
  • Tepung cacing ditimbang dan siap untuk digunakan.
Untuk menjadikan pelet, bahan-bahan yang dipersiapkan adalah kuning telur ayam yang telah direbus, tepung kanji, terigu, dedak, tepung cacing, masing-masing ditimbang sesuai dengan analisis bahan.

Langkah-langkah pembuatan pelet ikan sebagai berikut :

  1. Semua bahan dicampur dan diaduk menjadi satu.
  2. Tambahkan air hangat secukupnya hingga adonan menjadi cukup kenyal. Penggunaan air harap diperhatikan seminim mungkin penggunaannya.
  3. Setelah adonan terbentuk selanjutnya dicetak dengan mesin penggiling daging sehingga menghasilkan pelet basah yang panjangnya seperti mie.
  4. Pelet basah tersebut dipotong per 0,5 cm membentuk butiran- butiran.
  5. Setelah itu pelet dijemur di panas matahari seharian.
  6. Kemudian pelet ditimbang dan siap digunakan

Untuk memperoleh pelet dengan kandungan protein 35%, maka susunan ransumnya adalah:

  • Tepung Cacing 47%
  • Telur Ayam 20%
  • Terigu 14%
  • Dedak 18%
  • Kanji 1%


Sumber: Dinas Perikanan Propinsi DKI Jakarta, Brosur Informasi Proyek Peningkatan Diversifikasi Usaha Perikanan

Cara Memelihara Sidat Elver

Halali Sahri No comments
Senang membaca kesan kesan rekan rekan sidaters yg sudah mulai memelihara baik glass eel, elver dan fingerlingnya di aquarium, dan bak fiber, ataupun bak beton. Penting bagi rekan rekan sidaters, mengamati tingkah laku sidat di aquarium, bahkan sangat dianjurkan oleh Atsushi Usui pakar Biologi Sidat Jepang yg mengarang buku "Eel Culture". Sembari menggarap project, pengembangan budi daya sidat untuk target produksi 20 ton/tahun sebagai konsultan, saya sadur sifat sifat Elver (baby sidat) dari buku Eel Culture (Atshushi Usui) sbb:

Benih Ikan Sidat (Glass Eel-> Elver)
Usaha Budidaya Ikan Sidat masih tergantung total pada glass eel (juvenile) yang ditangkap oleh nelayan selama migrasinya dari laut ke sungai sungai air tawar, yang berhadapan dengan samudera raya. Glass Eel yang tranparan secara perlahan mengalami pigmentasi dan di sebut Elver. 

Sifat sifat dari Elver 
Pelihara elver dalam akuarium. Ini adalah saran yang baik untuk setiap pembudi daya sidat, karena dalam akuarium anda dapat secara nyata melihat apa yang dilakukan elver, apa yang disukai dan yang tidak disukainya, dan bagaimana tingkah lakunya. Setelah anda memelihara elver dalam akuarium akan didapat pengetahuan yang berguna untuk memperlakukan sejumlah besar elver yang akan anda budi dayakan di dalam bak, dimana tidak dapat melakukan observasi secara dekat. 

Elver yang baru ditangkap sampai dengan 4 hari 
Elver akan bersembunyi di celah celah, di bawah batu dan sebagainya, dan muncul pada waktu malam (ketika tertarik dengan adanya cahaya) juga tidak menunjukan ketertarikan pada makanan.

Hari ke 4 sampai dengan hari ke 10 
Elver sembunyi dalam celah-celah, dan menjadi berwarna abu-abu, dan mulai makan. Pakan terbaik adalah cacing tanah yang dilumatkan. Cacing tanah segar di lumatkan di blender, dan dibentuk pasta . Pertama kali pasta cacing ini dimasukan ke akuarium, tidak ada elver yang tertarik kecuali saat elver menabraknya dengan tidak sengaja. Ketika elver melakukannya maka dia mulai makan di dasar akuarium. Perlu waktu satu jam atau lebih bagi elver untuk makan, berikan pasta cacing satu kali sehari.

Hari ke 10 sampai dengan hari ke 20 
Elver akan menggunakan separuh dari waktunya berenang secara aktif, bersembunyi di celah-celah tumbuhan air atau mengubur dirinya di pasir, dengan hanya memunculkan kepalanya dari separuh waktunya yang lain. Warnanya makin bertambah gelap, tetapi perutnya agak lebih transparan. Setelah makan akan mudah terlihat makanan di perutnya. Berikan makan dua kali sehari jam 09:00 dan jam 17:00, dan tempatkan pasta di lokasi yang sama. 

Elver kemudian secara cepat mendeteksi adanya makanan, dan tertarik dengan bau amis, akan tetapi lambat menentukan lokasi dari pakan, karena arus air akan mendifusikan bau makanan ke seluruh aquarium, elvers akn segera berenang menjelajah di dasar kolam. Elver menentukan lokasi pakannya sepenuhnya dengan indera penciuman (eel yang buta yang ditempatkan di akuarium dapat hidup bertahun tahun) akan memakan pakan secara rakus jika mendapatkannya.

Hari ke 21 sampai dengan hari ke 30 
Elver akan tumbuh dan dapat terlihat beberapa tumbuh lebih cepat dari pada yang lainnya. Ia akan mulai terbiasa dengan rutinitas pemberian pakan, segera setelah pakan di letakan, dengan cepat sidat menciumnya dan secara rakus memakan pasta pakan. Dapat berlangsung dalam 10 menit. 

Setelah hari ke 30 
Jika elver bertahan sejauh ini berarti perlakuan yang dilakukan sudah tepat, dan dapat menjadi kesuksesan. Elver akan menjadi semakin rakus dan ada empat tanda penting yang mesti dimiliki. 
  • Usahakan air tetap bening seperti kristal. 
  • Berikan elver pakan sebisa dia makan, maka ia akan cepat tumbuh. 
  • Jangan biarkan kelebihan pakan jatuh dalam bak, karena ini akan meracuni air, dan menyebabkan penyakit. Pakan jangan dilemparkan ke air tetapi letakan pada wadah, dan lokasikan agak di bawah permukaan air. Jika elver sudah cukup makan maka sisa makanan dapat di angkat.
  • Pisahkan elver yang kurang cepat pertumbuhannya, tempatkan pada kelompok yang lambat pertumbuhannya, dan yang lain pada kelompok yang cepat pertumbuhannya. (Ariya Hendrawan)

Pengendalian Hama Dan Penyakit Ikan Sidat

Halali Sahri , No comments
Selama kegiatan budidaya ikan sidat terdapat beberapa gangguan kesehatan pada ikan sidat antara lain hama dan penyakit yang memerlukan pengendalian sebagai berikut.

1. Hama
Menurut Liviawaty dan Afrianto (1998), hama ikan sidat yaitu organisme yang berukuran besar yang mampu menimbulkan gangguan atau memakan ikan sidat. Hama dapat berperan sebagai predator yang bersifat memangsa terutama pada stadia glass eel. Ada juga yang sifatnya sebagai kompetitor yang bisa menimbulkan persaingan dalam mendapatkan oksigen, pakan dan ruang gerak.

2. Penyakit.
2.1. Penyakit parasitik
Penyakit parasitik adalah penyakit yang disebabkan oleh organisme parasit yang dapat menimbulkan penyakit seperti virus, bakteri, jamur, protozoa, golongan cacing dan udang renik. Jenis penyakit parasitik yang menyerang ikan sidat berdasarkan jenis parasit yang menyerangnya antara lain :

Penyakit yang disebabkan oleh bakteri
Bakteri adalah organisme satu sel yang mempunyai daerah penyebaran yang relatif luas sehingga hampir dapat dijumpai dimana saja. Bakteri mempunyai ukuran relatif besar daripada virus, yaitu 0.3 mikron – 0.5 mikron. Jenis penyakit pada ikan sidat yang disebabkan oleh bakteri diantaranya :

Aeromonas Disease
Penyebabnya adalah bakteri yang tergolong kedalam genus Aeromonas dan Paracolotrum. Menyerang bagian sirip sehingga sirip yang terkena penyakit ini akan mengembang. Penganganan ikan sidat yang terserang bakteri ini dapat dilakukan dengan senyawa sulfa, antibiotik atau senyawa furane yang dicampurkan terlebih dahulu ke dalam pakan.

Gill Disease
Penyakit ini disebabkan oleh bakteri yang menyerang insang. Penyakit ini dapat menimbulkan kematian karena merusak bagian insang, sehingga menganggu sistem pernapasan. Penyakit ini dapat disembuhkan dengan melakukan perendaman kedalam methylene blue dan penambahan senyawa sulfa, furane atau senyawa kimia anti bakteri.

Red Disease
Penyebab penyakit ini adalah bakteri, yang menyerang pada ikan sidat dewasa.meyerang organ luar dan dalam seperti usus, hati dan ginjal. Bagian tubuh ikan sidat yang terkena penyakit ini menjadi kasar dan terlihat merah. Pengobatan ikan sidat yang terkena penyakit ini dapat diobati dengan melakukan kedalam malachit green atau methylene blue dan penambahan senyawa sulfa, furane atau senyawa kimia anti bakteri.

Penyakit yang disebabkan oleh virus
Virus adalah organisme penyebab penyakit yang sangat kecil karena memiliki ukuran tubuh antara 25 – 300 nanometer sehingga hanya dapat dilihat dengan menggunakan mikroskop elektron. Aktivitas serangan virus yang bersifat akut menyebabkan kerusakan jaringan yang cukup luas dan dapat menyebabkan kematian dalam waktu yang singkat. Penyakit ini menyerang pada insang dan ginjal ikan sidat. Tubuh ikan sidat yang terserang penyakit ini akan memendek (dehidrasi), densitas jarang meningkat dan jumlah garam tubuh menurun. Cara untuk mengobati penyakit ini dapat dilakukan dengan menambahkan garam ke dalam pakan.

Penyakit yang disebabkan oleh jamur
Jamur adalah mikroorganisme yang sering terlihat seperti benang yang tumbuh menyebar di bagian dalam atau luar tubuh ikan sidat. Jamur mempunyai ukuran lebih besar daripada bakteri sehingga lebih mudah dideteksi. Jenis penyakit yang disebabkan oleh jamur yang menyerang ikan sidat adalah cotton cap atau water muould. Penyebab dari penyakit ini adalah jamur Saprolegnia parsitica, yang biasanya banyak menyerang ikan sidat yang berukuran fingerling dan dewasa. Pengobatan ikan sidat yang sudah terserang penyakit ini dilakukan dengan cara perendaman kedalam larutan methylene blue 2 ppm selama 4 hari dengan masa istirahat 10 hari.

Penyakit yang disebabkan oleh protozoa
Beberapa jenis penyakit pada ikan sidat yang disebabkan oleh protozoa adalah sebagai berikut :

White Spot Disease.
Penyakit ini disebabkan oleh Ichthyophthrius multilifis yaitu jenis protozoa yang sering menyerang pada ikan, baik ikan hias ataupun ikan konsumsi. Sidat yang terserang protozoa ini akan terlihat bintik-bintik putih yang berdiameter 0.5 – 1 mm. Bagian tubuh ikan sidat yang terserang penyakit ini adalah pada bagian sirip, tutup insang dan ekor. Pengobatan yang paling efektif untuk memberantas patogen ini adalah pada fase kista atau post kista. Jenis obat yang dapat digunakan untuk memberantas jenis protozoa ini antara lain garam dapur (NaCl), methylene blue, formalin dan larutan kina.

Myxidium Disease
Penyebaran penyakit ini adalah dengan spora. Spora protozoa ini akan menimbulkan bulatan putih pada permukaan kulit ikan sidat yang terserang. Sejauh ini belum ditemukan cara untuk mengobati penyakit ini, apabila dalam kolam terdapat sidat yang telah terserang penyakit ini sebaiknya langsung dibuang.

Cripple Body Disease
Penyakit ini disebabkan oleh patogen Plisthopora yang termasuk protozoa. Jenis protozoa ini menyerang sistem jaringan sehingga menyebabkan tubuh ikan sidat yang terserang menjadi mengerut. Ikan sidat muda yang warna kulit tubuhnya putih susu dapat diindikasikan bahwa sidat tersebut telah terserang oleh protozoa jenis ini. Cara mengobati penyakit yang disebabkan protozoa ini belum ada, apabila pada kolam pemeliharaan ditemukan ikan sidat yang terserang sebaiknya langsung dibuang.

Penyakit yang disebabkan oleh Nematoda
Salah satu nematoda yang menyerang ikan sidat adalah Anguillicola grobiceps. Nematoda ini menyerang gelembung renang ikan sidat. Ikan sidat yang terinfeksi akan mengalami luka-luka dan borok. Perlakuan yang efektif untuk memberantas patogen ini masih belum ada, kecuali jika nematoda muda keluar dari gelembung renang menuju kolam, mereka tidak tahan terhadap formalin.

Penyakit yang disebabkan oleh Copepoda
Copepoda adalah jenis parasit yang biasa menyerang ikan sidat pada bagian luar Anchor Worm Disease. Copepoda yang menyebabkan penyakit ini adalah Lernea cyprinaceae. Menyerang bagian hidung dan mulut ikan sidat. Patogen ini dapat menyebabkan luka dan borok sehingga akan mengurangi kemampuan ikan sidat untuk makan. Pengobatan ikan sidat yang terserang cacing jangkar ini dapat dilakukan dengan merendamnya dalam larutan bromex 0.12 – 0.15 ppm atau larutan dipterex 0.25 ppm selama 4 – 6 jam. Perendaman dapat dilakukan dalam larutan Kliuj Permanganat (PK) tapi dosis penggunaan PK ini sedikit lebih rendah dari konsentrasi lethal bagi sidat, sehingga penggunaan PK jarang dilakukan.

Plistophora
Plistophora anguilarum merupakan parasit mikrosporidium yang menyerang otot ikan sidat. Patogen ini masuk melalui kulit dan masuk ke bagian otot kemudian membuat kista. Penyakit ini akan menyebabkan pertumbuhan terhenti dan permukaan tubuhnya tidak rata. Sampai dengan saat ini, belum ada perlakuan yang efektif untuk mengobati ikan sidat yang terserang penyakit ini, karena spora parasit ini memiliki dinding yang tebal sehingga bahan kimia tidak mampu menembusnya.

Cauliflower Disease
Penyakit ini akan membentuk tumor terutama pada bagian hidung dan mulut, sehingga mengganggu aktivitas ikan sidat terutama pada saat mencari makan. Belum ada cara pengobatan untuk jenis penyakit ini karena patogen penyebabnya pun sampai saat ini belum diketahui.

2.2. Penyakit non parasitik
Penyakit non parasitik adalah penyakit yang bukan disebabkna oleh hama ataupun organisme parasit. Penyakit non parasitik yang menimpa ikan sidat diantaranya disebabkan oleh :

Faktor lingkungan yang kurang menunjang bagi kehidupan ikan sidat.
Faktor lingkungan tersebut antara lain : pH air yang terlalu tinggi atau terlalu rendah, kandungan oksigen yang terlalu tinggi atau terlalu rendah, fluktuasi suhu yang terlalu tinggi dan perubahan mendadak serta adanya polutan.

Kualitas pakan
Pakan yang diberikan kurang baik (malnutrisi) anatara lain: kekurangan vitamin, gizinya terlalu rendah, kualitas bahan baku pakan yang jelek.

Turunan, antara lain kelainan fisik yang sudah ada sejak lahir.
Salah satu penyakit non parasitik yang sering dialami pada pemeliharaan ikan sidat adalah deplesi oksigen. Pengaruh dari deplesi oksigen terjadi secara langsung maupun tidak langsung. Konsentrasi oksigen terlarut pada kolam rendah, ikan sidat akan mengalami stress sehingga mudah diserang oleh patogen lain. Kejadian ini biasanya terjadi pada saat malam hari karena konsentrasi oksigen terlarut dalam air dipengaruhi oleh fotosintesis, respirasi dan proses difusi. Kegiatan fotosintesis terjadi pada siang hari dan proses respirasi akan menghasilkan karbondioksida sehingga pada malam hari konsentrasi oksigen terlarutnya rendah. Cara untuk memecahkan masalah kekurangan oksigen ini adalah membantu menambahkan adanya proses difusi yang dapat dilakukan dengan pemasangan kincir.

Agar Kabayaki Diterima Pasar

Halali Sahri No comments
Pasar yang terbuka menuntut produksi kontinu dan bermutu tinggi. Bisakah terpenuhi?

Siapa tidak tergoda berbisnis Anguilla sp.? Ikan primadona air tawar itu begitu diminati pasar lokal dan mancanegara dalam bentuk segar ataupun olahan. Konsumen sidat utama dunia adalah Jepang.

Penduduk Negeri Sakura itu terbiasa mengonsumsi sidat panggang atau disebut unagi kabayaki. Menurut Syaiful Hanif, Chief Product Officer CV Humamoa, produsen unagi kabayaki di Banjarnegara, Jateng, Jepang membutuhkan sekitar 100 ribu ton sidat panggang dan hidup setiap tahun. “Sedangkan dari total unagi hanya sepertiganya dipenuhi oleh Jepang. Dua sepertiganya diimpor dari China dan Taiwan,” imbuh Syaiful.

Permintaan kabayaki di pasar lokal juga meningkat. Selama ini kebutuhan kabayaki untuk restoran Jepang dan Korea di kota-kota besar Indonesia diimpor langsung dari China dan Taiwan. Namun, sambung Syaiful, saat ini pengusaha kabayaki di China dan Taiwan lebih memilih ekspor ke Jepang lantaran harga jual yang lebih tinggi. Akibatnya, Indonesia kekurangan stok kabayaki. “Kebutuhan sidat panggang di Indonesia saja 20 ton/bulan. Artinya, 240 ton/tahun,” katanya. Jika dikonversi dalam bentuk bahan baku, membutuhkan sekitar 40 ton sidat.

Sementara itu, harga sidat siap konsumsi ukuran 200-250 gr/ekor berkisar Rp140 ribu – Rp150 ribu/kg. Harga kabayaki di pasar lokal lebih dari Rp500 ribu/kg. Harga jual sidat yang tinggi sayangnya tidak diimbangi dengan kualitas bahan baku premium. Pengetahuan menghasilkan sidat bertekstur daging lembut, empuk, tidak bau tanah, dan mengandung lemak yang cukup belum banyak diketahui pembudidaya. Bagaimana caranya?

Kualitas yang Diminta

Syaiful menuturkan, untuk membuat kabayaki harus menggunakan sidat yang gemuk. Sidat yang memanjang menandakan kekurangan nutrisi dalam tubuh. “Nah ketika di-fillet tulangnya gede. Dan ketika dipanggang, rendemennya lebih dari 60%, jadi daging utuhnya cuma 40%,” terangnya dalam acara Konferensi Akuakultur Indonesia 2013 di Solo, Jateng (3/9).

Sebelum melangkah ke budidaya sidat, pembudidaya harus mengetahui kualitas sidat yang diinginkan pasar. “Karena kita sudah biasa mengimpor sidat panggang dari Taiwan itu ukuran 180–200 gr/pak, maka sidat hidupnya kurang lebih 350-400 gr/ekor. Jadi rendemennya 45%,” ulas sambung lulusan Politeknik Jurusan Mesin ITB angkatan 1996 ini.

CV Humamoa sendiri sudah menjual kabayaki ke salah satu restoran Jepang di Bandung, Jabar sebanyak 300 kg/bulan. Setidaknya butuh waktu 5 bulan agar kabayaki buatan Syaiful diterima pasar. “Butuh 5 bulan bolak-balik. Terlalu keras, warnanya masih pucat, tangkainya terlalu strong atau sausnya terlalu strong. Karena itu ada sake jepang jadi kami bikin saos sendiri, kami mix sampai pas sesuai restoran,” urai pria kelahiran 8 Agustus 1977 ini.

Selain itu, pembudidaya juga harus mempelajari tingkah laku sidat. Misalnya, sidat ikan karnivora dengan protein sekitar 45%, hidup dalam kondisi bergerombol, 60% oksigennya dari permukaan kulit, bersifat kanibal dan dominasi. “Artinya, harus dilakukan grading,” timpal Syaiful.

Kolam Resirkulasi

Menurut Syaiful, segmentasi budidaya sidat terdiri dari pendederan I ukuran 0,16 – 5 gr selama 3 bulan, pendederan II ukuran 5 – 50 gr selama 3-4 bulan, dan pembesaran ukuran 51 – 350 gr selama 4-5 bulan. Budidaya sidat memerlukan air jernih sehingga ia pun menggunakan sumur air dalam sebagai sumber air. Wadah budidaya sidat berupa bak fiber berbentuk kotak, bulat, lonjong atau oktagonal, dan plastik high density polyethylene (HDPE). Saat ini ia tengah mencoba memelihara benih sidat ukuran 50 gr di bak fiber berbentuk oktagonal dengan padat tebar 20-40 kg/m3. “Satu bak diprediksi panen 200 kg,” bebernya.

Air dijalankan dengan sistem resirkulasi agar selalu mengalir mengikuti ritme hidup sidat yang menyukai aliran air. Selain itu, sistem resirkulasi juga menghemat penggunaan air dan lahan budidaya, kualitas air terkontrol dengan baik sehingga mempercepat laju pertumbuhan sidat dan tidak terpengaruh perubahan lingkungan. Yang paling penting, ungkap Syaiful, “Sidat yang dihasilkan higienis, tekstur dagingnya empuk dan lembut, tidak berbau tanah, serta memiliki lemak yang cukup.”   

Salah satu ilmu yang harus dikuasai dalam budidaya sidat adalah mengubah pakan sidat dari pakan alami berupa ikan, udang, kepiting, atau hewan air menjadi pellet. “Kami menggunakan cacing lumbricus. Menggunakan cacing pada pakan kemudian pelan-pelan cacingnya itu tidak digunakan sama sekali,” ungkap dia. Syaiful memanfaatkan pakan pellet kakap keluaran Japfa Comfeed dengan kadar protein 45%. 

Pakan ini hanya mengandung 12% lemak, sementara kebutuhan lemak untuk sidat panggang mencapai 21%. Syaiful pun punya trik jitu. Tiga minggu sebelum panen sidat, ia menambahkan lemak dari minyak jagung atau minyak ikan. Mau mencoba?

Windi Listianingsih sumber

Ini Dia Kendala Budidaya Ikan Sidat

Halali Sahri No comments
Ikan sidat mempunyai banyak keistimewaan seperti kandungan omeganya tinggi, rendah kolesterol dan cita rasa dagingnya enak. Selain itu harga sidat ukuran konsumsi termasuk tinggi, bisa mencapai Rp 170.000/kilogram.

Hal demikian diungkap pelaku pembesaran ikan sidat asal Kebondalem, Tridadi, Sleman, Hanif Irfani, Minggu (9/2/2014). Lebih lanjut Hanif mengungkapkan, pemasaran sidat konsumsi cukup mudah, baik ditawarkan ke konsumen termasuk pemilik rumah-rumah makan maupun lewat internet.

“Hanya saja untuk mendapatkan bibit sidat tidak mudah, karena bibit sidat diperoleh dari tangkapan alam. Proses perkawinan induk sidat dan beranak di sungai-sungai mendekati laut,” jelas Hanif.

Bibit sidat yang pernah dibesarkan, lanjutnya, antara lain pernah diperoleh dari pengepul asal Cilacap, Jawa Tengah. Suatu saat pernah membeli 1050 ekor bibit sidat, namun setelah dibesarkan tinggal 76 ekor dan dijual laku Rp 1 juta lebih sedikit.

“Sebagian ada yang mati dan sebagian hilang. Ini termasuk kendala dalam membesarkan sidat. Bukti ada yang hilang pemancing-pemancing di sungai yang tidak jauh dari kolam pembesaran sidat kami, pernah mendapatkan ikan-ikan sidat,” paparnya.

Terpisah, Suradal pemilik warung makan spesial menu sidat di Sumberadi, Mlati, Sleman mengungkapkan, pernah mencoba dua kali membesarkan bibit-bibit sidat. Hanya saja harus menunggu minimal delapan bulan untuk memanen sidat ukuran konsumsi. Masih ditambah lagi banyak yang mati dan ia merasa rugi. Akhirnya, saat ini lebih mantap mengandalkan setoran sidat dari pengepul terutama dari Cilacap untuk memenuhi kebutuhan di warungnya.

“Di Cilacap sidat banyak ditemukan seperti di rawa-rawa maupun sungai-sungai kawasan hutan bakau. Jika ingin memesan masih wujud bibit pun, sebagian pengepul di sana akan menyanggupi,” jelasnya.

Ditambahkan, kolam untuk penampungan stok sidat perlu dilengkapi tempat persembunyian seperti pipa-pipa peralon maupun genteng-genteng. Airnya diusahakan selalu bening dan sirkulasi udaranya bagus. Ia biasa memberi pakan wujud ikan-ikan tombro masih kecil, keong maupun irisan usus ayam. Beberapa konsumen pun ada yang membeli sidat masih hidup, entah akan dikoleksi maupun dimasak sesuai selera pembeli. (Sumber : KR Jogja)

Cara Membuat Pakan Sidat

Halali Sahri No comments
Pakan merupakan salah satu faktor penting yang sangat berpengaruh dalam kita berbudidaya ikan sidat karena mengacu pada pertumbuhan dan perkembangan sidat itu sendiri, baik buruk dan cepat lambatnya pertumbuhan ikan sidat sangat bergantung pada faktor pakan. Pakan yang baik juga harus mengandung nutrisi yang dibutuhkan oleh ikan sidat yaitu berupa protein yang tinggi, lemak, vitamin dan lain sebagainya.

Protein yang tinggi sangat bagus untuk perkembangan ikan sidat, untuk sidat glass eel (starter) dibutuhkan protein sekitar 50-55% sedangkan untuk fingerling sampai konsumsi (grower) membutuhkan  sekitar 45-50% protein.

Langsung saja untuk pembuatan pasta ikan sidat kita membutuhkan hal-hal berikut ini :
Bahan-bahan
Pellet udang (bubuk) atau pellet kakap/kerapu atau pellet 781-1
Daging udang atau daging lele atau daging nila atau daging keong atau ebi
Bawang putih atau buah jeruk atau jahe
Cacing sutra atau cacing tanah atau cacing lumbricus luberus
Perekat
- Tepung Tapioka atau Tepung agar-agar atau hungkwe

Cara Pembuatan Pasta Ikan Sidat

Haluskan pellet kakap atau kerapu atau pellet 781-1 menggunakan gilingan atau lebih mudah menggunakan blender hingga berbentuk bubuk, haluskan juga daging udang atau keong atau ebi masih menggunakan blender. haluskan jahe atau kunyitnya agar nanti mudah mencampurnya.

setelah semua bahan dihaluskan dari no 1-3 aduk dan campurkan hingga rata kemudian tambahkan cacing sutra atau cacing darah atau cacing tanahnya. jika sudah tercapur seluruh bahan dengan rata tinggal kita tambahkan perekatnya agar bahan tidak mudah larut dalam air dan tidak merusak kondisi air karena tercemar oleh larutan pakan yang tidak termakan oleh sidat.

Setelah semua bahan dan perekatnya tercampur kita bisa langsung menyajikannya kepada ikan sidat kesayangan kita, atau agar bahan lebih baik lagi bisa dikukus terlebih dahulu agar lebih merekat lagi.

Cara Budidaya Sidat di Jaring Apung

Halali Sahri No comments
Sidat merupakan bintang sejenis ikan (semacam belut) yang hidup di dua alam, Sidat ketika akan memijah atau bertelur mereka akan bermigrasi dari sungai (air tawar) menuju kelaut dalam, kurang lebih kedalaman 300 meter  dan tentunya berair asin.

Ikan Sidat (anguilla bicolor), termasuk famili Anguillidae, ordo Apodes. Di Indonesia diperkirakan paling sedikit terdapat 5 (lima) jenis Ikan Sidat, yaitu : Anguilla encentralis, A. bicolor bicolor, A. borneonsis, A. Bicolor Pacifica, dan A. celebensis.

Ikan Sidat tumbuh di perairan tawar (sungai dan danau) hingga mencapai dewasa, setelah itu Ikan Sidat dewasa beruaya ke laut dalam untuk melakukan reproduksi. Larva hasil pemijahan akan berkembang, dan secara berangsur-angsur terbawa arus ke perairan pantai. Ikan Sidat yang telah mencapai stadia elver (glass eel) akan bermigrasi dari perairan laut ke perairan tawar melalui muara sungai.

Ruaya anadromus larva Sidat (elver) berhubungan dengan musim. Diperkirakan ruaya larva Ikan Sidat dimulai pada awal musim hujan, akan tetapi pada musim tersebut faktor arus sungai dan keadaan bulan sangat mempengaruhi intensitas ruayanya.

Ikan Sidat termasuk ikan karnivora. Di perairan umum Ikan Sidat memakan berbagai jenis hewan, khususnya organisme benthik seperti crustacea (udang dan kepiting), polichatea (cacing, larva chironomus dan bivalva serta gastropods). Aktivitas makan Ikan Sidat umumnya pada malam hari (nokturnal).

Ikan Sidat telah dibudidayakan secara intensif di Eropa khususnya di Norwegia, Jerman dan Belanda serta Asia, yaitu : Jepang, Taiwan dan China daratan. Di negara-negara lain seperti Australia, Indonesia dan beberapa negara Eropa dan Afrika Barat umumnya produksi Ikan Sidat masih mengandalkan dari hasil penangkapan di alam.. Ikan Sidat dapat dibudidayakan di dalam ruangan tertutup (indoor) dan di luar ruangan (outdoor). Di Indonesia dengan suhu lingkungan yang relatif konstan sepanjang tahun maka pemeliharaan Ikan Sidat dapat dilakukan di luar ruangan (out door).

Secara praktis Ikan Sidat dapat dibudidayakan di kolam tanah berdinding bambu, kolam beton (bak beton), pen dan keramba faring apung. Apa pun jenis wadah yang digunakan dalam budidaya Ikan Sidat yang harus diperhatikan adalah bagaimana mencegah lolosnya ikan dari media budidaya.


LINGKUNGAN PERAIRAN UNTUK BUDIDAYA IKAN SIDAT KITA
a. Suhu.
Pada pemeliharaan benih Ikan Sidat lokal, A. bicolor bicolor, suhu terbaik untuk memacu pertumbuhan adalah 29°C.

b. Salinitas.
Pada pemeliharaan Ikan Sidat lokal.,, A. bicolor bicolor (elver), salinitas yang dapat memberikan pertumbuhan yang baik adalah 6 - 7 ppt.

c. Oksigen Terlarut.
Kandungan oksigen minimal yang dapat ditolelir oleh Ikan Sidat berkisar antara 0,5 - 2,5 ppm.

d. pH.
pH optimal untuk pertumbuhan Ikan Sidat adalah 7 - 8.

e. Amonia (N H3- N) dan Nitrit (NO2-N)
Pada konsentrasi amonia 20 ppm sebagian Ikan Sidat yang dipelihara mengalami methemoglobinemie dan pada konsentrasi 30 - 40 ppm seluruh Ikan Sidat mengalami methemoglobinemie.


KEBUTUHAN NUTRISI SIDAT KITA
Seperti halnya jenis ikan-ikan lain, Ikan Sidat membutuhkan zat gizi berupa protein, lemak, karbohidrat, vitamin dan mineral.
Kadar protein pakan optimal adalah 45% untuk ikan bestir (juvenil) dan sekitar 50% untuk ikan kecil (fingerling).


BUDIDAYA IKAN  SIDAT KITA PADA JARING APUNG
a. Jaring Apung.
Satu unit jaring apung memiliki empat kolam berukuran 7 x 7 m, dengan jaring berukuran 7 x 7 x 2,5 m dan mata jaring 2,5 inchi. Untuk menghindari lolosnya ikan, disekeliling tepian kolam bagian atas diberi penutup dari hapa dengan lebar 60 cm.


b. Benih Ikan Sidat.
Benih Ikan Sidat (Anguilla bicolor) berbobot 15 - 20 gram per ekor dengan panjang 20-30 cm.. Benih Ikan Sidat diperoleh dari Pelabuhan Ratu hasil tangkapan nelayan di perairan umum.

c. Padat Penebaran.
Setiap kolam ditebar 100 kg benih Ikan Sidat.

d. Pakan.
Pakan yang diberikan adalah pakan buatan berbentuk pasta dengan kandungan :
■ Protein 47,93%
■ Lemak 10,03%
■ Seratkasar 8,00%
■ BETN 8,32%
■ Abu 25,71%

Pakan diberikan sebanyak 3% dari berat total ikan Konvensi pakan sebesar 1,96.
Dengan konvensi tersebut akan diperoleh laju perturnbuhan
rata-rata 1,46`% dengan mortalitas 9,64 %.

e. Masa Pemeliharaan dan Panen.
Pemeliharaan Ikan Sidat pada kolam keramba jaring apung selama 7 - 8 bulan, dan masa. panen secara bertahap dapat dimulai pada masa pemeliharaan 4 bulan.

Ukuran Ikan Sidat yang, dipanen dapat - mencapai ukuran. konsumsi yaitu 180 - 200 gram per ekor. Pemeliharaan ikan Sidat pada kolam keramba jaring apung merupakan salah satu alternatif dalam rangka penganekaragaman budidaya ikan pada kolam keramba jaring apung. Namun dalam penerapannya masih perlu diperhatikan kondisi serta kualitas perairan umum yang dipergunakan.

Cara Budidaya Sidat Yang Baik

Halali Sahri No comments
Laut utara jepang yang sangat berpotensi untuk perkembangbiakan ikan sidat dijepang kini dengan adanya krisis nuklir menyebabkan banyak ikan yang tercemar limbah radioaktif, tentunya ini sangat berbahaya bagi kesehatan manusia. Oleh karena itu kini jepang banyak mengimpor ikan terutama ikan sidat dari Negara tetangga termsuk impor sidat dari Indonesia.

Jepang mengimpor ikan Sidat dari China dan Vietnam hampir 500.000 ton per tahun. Namun permintaan yang terus bertambah, sukar dipenuhi karena pencemaran lingkungan di kedua negara ini pun telah makin parah akibat pertumbuhan industri. 

Negara-negara Eropa juga merupakan pasar yang berpotensi tinggi, karena mereka juga banyak mengonsumsi ikan. Budidaya Sidat mungkin masih kalah populer dari ikan-ikan jenis lain seperti lele, gurami, Ikan mas dan ikan lain. Meskipun demikian, potensi bisnis ikan Sidat cukup cerah untuk dicoba. 

Di dalam negeri, ikan Sidat memang belum menempati posisi yang bagus, karena harganya sangat mahal. Tapi di Jepang, Macau, Taiwan, Cina dan Hong Kong, Ikan Sidat banyak digemari. Selain karena kandungan gizi yang tinggi, harga ikan ini sangatlah fantastis, sehingga peluang bisnisnya sangat bagus.

Ikan sidat merupakan salah satu kekayaan laut Indonesia. Di perairan Indonesia sumberdaya benih Ikan Sidat cukup berlimpah. Setidaknya, terdapat empat jenis, yaitu Anguilla bicolor, Anguilla marmorata, Anguilla nebulosa, dan Anguilla celebesensis.  Awal mula ekspor ikan ini, Indonesia mengandalkan tangkapan dari alam, namun lambat laun budidayanya mulai digalakkan.

Budi Daya
Anda tertarik untuk membudidayakannya? Budidaya ikan Sidat relatif tidak sulit. Apalagi rasio hidup sangat tinggi, sekitar 90 persen, karena Sidat mempunyai daya tahan kuat terhadap penyakit. Lamanya budi daya tergantung ukuran benih. Paling banyak yang dibudidayakan adalah ukuran 200 gram untuk menghasilkan panen > 500 gram. Lama budidaya maksimal lima bulan. Tingkat produktivitasnya juga cukup bagus. Untuk satu ton benih, diperkirakan bisa menghasilkan 5 ton ikan. 

Sekarang, makin banyak investor yang berkeinginan membudidayakan ikan jenis ini. Sebab, budidaya ikan Sidat dipastikan menguntungkan. Secara praktis ikan ini dapat dibudidayakan di kolam tanah berdinding bambu, kolam beton (bak beton), pen dan keramba jaring apung. Apa pun jenis wadah yang digunakan dalam budidaya, yang hamus diperhatikan adalah bagaimana mencegah lolosnya ikan dari media budidaya. Pada pemeliharaan benih lokal, suhu terbaik untuk memacu pertumbuhan adalah 29C, sedangkan salinitas yang dapat memberikan pertumbuhan yang baik adalah 6 - 7 ppt. 

Pakan
Selain itu, kandungan oksigen minimal yang dapat ditoleransi oleh ikan ini berkisar antara 0,5 - 2,5 ppm dan pH optimal. Seperti halnya jenis lain, Ikan Sidat membutuhkan zat gizi berupa protein, lemak, karbohidrat, vitamin dan mineral. Kadar protein pakan optimal adalah 45% untuk ikan bestir (juvenil) dan sekitar 50% untuk ikan kecil (fingerling). Biasanya, pakan yang diberikan adalah buatan berbentuk pasta dengan kandungan : Protein 47,93%, Lemak 10,03%, Seratkasar 8,00%, BETN 8,32% dan Abu 25,71%

Sebenarnya Sidat termasuk ikan carnivora, pemakan daging,  cacing, cacahan keong, cacahan bekicot,  dan pelet.  Dan Sidat lebih suka makan makan di dasar kolam, bukan terapung.
Pemeliharaan Ikan Sidat pada kolam biasanya selama 7 - 8 bulan, dan masa panen secara bertahap dapat dimulai pada masa pemeliharaan 4 bulan. 

Panen
Dalam perawatannya pun, suplai oksigen harus dijaga karena ikan tersebut  membutuhkan air dengan tingkat larutan oksigen tinggi. Ukuran Ikan Sidat yang, dipanen dapat mencapai ukuran konsumsi, yaitu 180 - 200 gram per ekor. Sidat yang dipanen diletakkan di  dalam keranjang plastik.  Keranjang ini diletakkan di dalam bak berisi air dengan sirkulasi.  Pakan tidak diberikan selama satu hari sebelum pengangkutan ke pasar.

Untuk pengangkutan selama lima sampai 10 jam dapat digunakan keranjang plastik, yaitu 10 keranjang yang berisi 4-5kg ditumpuk dan air dingin dipancurkan di atas tumpukan keranjang tersebut. Satu keranjang berisi 1-2 kg es batu, kemudian diletakkan di atas tumpukan tersebut. Tumpukan tadi kemudian dimuat ke atas truk dengan ditutup kain kanvas. Untuk jarak jauh, yang memerlukan waktu 20 sampai 30 jam, Sidat dikemas dalam kantong plastik lapis dua berkapasitas 8 liter, diisi 1-2 liter air, 0,5-1kg es batu dan gas oksigen.  Satu kantong dapat diisi 5-10 kg.  Biasanya, dua kantong dikemas dalam satu kotak Styrofoam.

Potensi sumber daya ikan Sidat yang cukup besar namun pemanfaatannya yang belum optimal, sebenarnya mampu memberikan manfaat yang signifikan bagi masyarakat, melalui penciptaan lapangan usaha dan penyerapan tenaga kerja dalam kegiatan-kegiatan penangkapan, budidaya, pengolahan dan tataniaganya, apabila diupayakan secara sungguh-sungguh dan bijaksana.

Mau Tahu Kenapa Sidat Tidak Mau Makan ?

Halali Sahri No comments
Sering sekali kasus sidat tidak mau makan ditemukan dan ini yang membuat para pembudidaya pusing tujuh keliling, biasanya kasus ini banyak dikeluhkan oleh pembudidaya yang baru terjun. Penyebab sidat tidak mau makan bisa karena stress, kadar PH terlalu tinggi/Rendah, pindah kolam, habis tamasya atau bepergian jauh dan lain sebagainya. Jangan menyerah dulu disini akan diberikan tips agar sidat yang tadinya ogah-ogahan makan menjadi lahap makan. Seringkali ini terjadi pada sidat ukuran fingerling/50gram up.

Kasus sidat tidak mau makan bukan hanya masalah dimakanan saja tetapi ada juga penyebab lainnya antara lain : suhu air, Kadar Ph air, kadar oksigen dalam air, intensitas cahaya matahari dan lain sebagainya. Itu juga harus diperhatikan terlebih dahulu sebelum masuk ke pemberian pakan sidat.

Setelah sidat masuk ke kolam barunya, Puasakan dulu sidatnya 2-3 hari, Buatlah pakan pasta jangan banyak-banyak, campurkan pelet dengan cacing tanah ditambahkan tepung singkong/tapioca sedikit- kira kira10% dari adonan - aduk adonan pasta sampai kalis seperti orang membuat roti tawa kalau baunya kurang amis bisa tambahkan minyak ikan. karena ususnya sidat pendek jangan diberi pakan yang keras.

Pergunakan wadah yang berlubang banyak - bisa plastik buat tempat sayur/buah - letakkan pakan diatasnya sedikit saja. Kalau sidat tidak mau makan biarkan saja sampai lapar dan sisa pakan yang tidak dimakan bisa disimpan di freezer. Jangan memberikan pakan kebanyakan lebih baik sesudah habis baru ditambah lagi. Perhatikan juga sirkulasi airnya apakah di filter dengan beberapa chamber yang diisi beberapa macam filter atau bio ball, Kalau kotor kuras saja dan ganti dengan air yang baru.

Mungkin itu sedikit tips yang bisa disampaikan dan semoga bermanfaat buat para sidaters mania.

sumber

Merawat Ikan Sidat Yang Sakit

Halali Sahri No comments
Meskipun ikan sidat adalah ikan yang kuat bertahan hidup tetapi kita pasti pernah melihat ikan sidat yang kurang sehat, sakit, luka-luka atau kurang bergairah karena terlalu lemah tubuhnya. Luka ditubuh ikan sidat bisa disebabkan karena banyak factor, ketika sidat tidak mau makan lama kelamaan ikan sidat ini akan menggigit temannya sendiri hingga akhirnya berkelahi dengan hasil banyak luka bekas gigitan ditubuh sidat.

Nah cara untuk mengobati atau merawat sidat yang sakit atau luka-luka karena bekas gigitan atau tergores benda tajam hingga kelihatan berdarah ditubuhnya sidat bisa menggunakan alternatif pengobatan sebagai berikut :

1. Obat PK bisa dibeli diapotek secukupnya 1 pack saja (warnanya ungu)
2. Siapkan ember plastik kira-kira ukuran 2 -4  liter air lalu tuangkan PK kedalamnya 1-2 gram sampai warnanya ungu sedang tidak pekat.
3. Ambil sidat yang luka dan masukan kedalam ember tersebut kira2 3-5 menit lalu ambil
    kembali masukan kembali kedalam kolam.
4. Kalau bisa pisahkan sidat yang luka dari sidat yang sehat, guna bisa monitor tingkat
    kesembuhannya.

Sementara untuk ikan sidat yang terkena jamur di tubuhnya atau “white spot” cirinya adalah ikan sidat terlihat berbeda warna dibagian tertentu semacam panu berwarna putih ditubuh ikan sidat, cara untuk mengatasinya salah satun caraya adalah dengan menabur garam secukupnya agar air sedikit payau.

Demikian postingan kali ini tentang cara merawat sidat yang sakit, semoga bisa menambah pengetahuan kita dan bermanfaat juga buat kita. (Dari berbagai sumber)

Tips Merawat Anak Sidat (Glass Ell)

Halali Sahri No comments
Mungkin banyak yang masih penasaran atau bertanya-tanya bagaimana idealnya sebuah kolam atau tempat untuk budidaya sidat diperlakukan dengan ideal, nah dalam posting kali ini sidat kita akan membahas kira-kira idealnya apa saja yang dilakukan untuk membudidayakan sidat ukuran glass eel, ini dia ulasannya :



1. untuk 1kg glass eel idealnya untuk berapa M2 luas areanya? 
  - Kalau mau renggang dan nyaman 100 liter air max 2 ons ( 5-6 aquarium ukuran 100x50x40)
  - Jangan pernah mulai 1 kg dalam 1 wadah ( tingkat stress ikan tangkapan alam berbeda, takutnya ada ikan yg sakit, kecuali kalau main > langsung 30 kg up dan sudah mahir

2. Apa the best feed untuk pakan glass eel sampe ukuran 5-10 gram?
  - cacing sutera, Daphnia, cincangan cacing tanah
3. Berapa bulan pemeliharaan dari glass eel ke ukuran tersebut?
  - 2-3 bulan
4. Berapa kali pemberian pakan dalam 1 hari?
  - 2 kali atau Tambahkan sesudah habis

5. Bagaimana sistem pemberian dan pengecekan pakan?
  - Akan lahap sekali sesudah air dibersihkan dan penggantian air
  - GE senang makan didasar
  - pagi sore , pakan mati ( Daphnia beku/cacahan cacing tanah) yg tdk habis lebih dr 5 jam disipon
6. Berapa ketinggian air untuk budidaya glass eel ke 5-10gram?
  - 20/25 cm
7. Apakah ada penggantian air selama masa pemeliharaan itu?
  - Ada ; sehari sekali , mau 2 kali woke
8. Untuk grading sidat itu idealnya ketika umur berapa?
  - 30 - 40 hari
  - Kalau rajin dan kelihatan ada beberapa yg lebih besar dari yg lain pindahkan saja .... kanibal .. kasihan yg kuntet2
9. Berapa SR dari glass eel s/d 5-10gram?
  - Tergantung hasil tangkapan alamnya, penanganan selama transportasi dan pemindahan ketempat baru ( reiko tertinggi kalau dr sononya sdh sakit)
  - GE yg datang bisa dilihat dalam kantong , lincah dan tidaknya ini juga bukan jaminan.
  - Ada pengiriman GE yg 1 kg sampai 3g asyik hidup 85%, ada yg hidup 70%, malah ada yg hidup hanya 40 % (terjadi pda wadah yg agak padat).
  - Bisa 50% hidup sdh ok koq
10. Bisakah kita memakai sistem Resirculation closed system untuk budidaya sidat?
  - bisa saja , mendingan tidak ... apakah bisa menjamin lendir yg banyak dari GE  terfilter dgn baik
  - air kan banyak.
Mungkin point-point diatas sedikit membantu bagi yang ingin belajar budidaya glass eel. semoga bermanfaat dan terima kasih.

Tips Siasat Pakan Sidat

Halali Sahri No comments
Salah satu kunci penting pembesaran sidat adalah pakan. Intinya beda umur, beda pakan. Itulah yang dilakukan Syaiful Hanif, peternak di Kecamatan Cantigi, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat. Kepada kontributor Bebeja.com, Faiz Yajri, Syaiful menuturkan ia hanya memberikan pakan cacing tanah kepada sidat pada fase glass eel alias benih. Caranya Syaiful menghaluskan  300 g cacing Lumbricus rubellus memakai blender. Jumlah itu cukup untuk pakan 3 kg benih sidat berbobot 3-5 gram per ekor setiap kali makan. Frekuensi pemberian pakan sebanyak 3 kali sehari.

Pemberian cacing tanah itu memang perlu lantaran pada fase glass eel, enzim pencernaan sidat masih terbatas dan struktur pencernaan belum sempurna. Sebab itu kemampuan benih sidat mencerna pakan buatan masih rendah. Cacing tanah mudah dicerna. Begitu pula pakan lain seperti tubifex dan daphnia dengan protein sederhana dapat menjadi alternatif lain. Menurut ahli sidat dari IPB, Dr Ir Ridwan Affandi DEA, di Perancis, misalnya pakan glass eel adalah kepiting kecil yang dihaluskan.

Saat benih sidat memasuki fase elver pada 1,5 – 2 bulan kemudian. Ukuran tubuh berubah, bobot rata-rata 5-50 gram per ekor sehingga pakannya perlu diganti. Pada saat itu Syaiful memberikan pakan pabrik yang mengandung 45% protein. Ayah 2 anak  itu mencampur pakan pabrik dengan cacing tanah yang diblender dan dibuat pasta. Setiap 1 kg pakan pabrik dicampur 100 gram cacing tanah.

Nah menurut Hanif cacing berguna untuk memikat sidat agar mau makan. Peternak sidat sejak 2009 itu meletakkan pakan di atas tampah dan mencelupkan ke kolam tempat pembesaran sidat. Pencelupan pakan ke air kolam itu bertujuan supaya sidat dapat mencium aroma pakan. Posisi tampah sebaiknya setinggi  3-5 cm di atas permukaan air sehingga tampah perlu diberi pegangan kuat supaya tidak jebol terbebani sidat yang naik. Cara pemberian pakan menggantung itu mengurangi risiko pakan terbuang karena terpapar air sehingga kualitas air kolam terjaga.

Sidat pada fase elver selama 4-5  bulan dan memasuki fase berikutnya, yakni fingerling. Pada fase itu bobot sidat minimal 50-100 gram per ekor, sepanjang 40 cm. Pada fase tersebut cukup diberikan pakan pabrik. Dosis pemberian 2-4% dari total bobot sidat. Artinya, jika terdapat 100 kg sidat, butuh 2-4 kg pakan. Frekuensi pemberian 2 kali sehari dengan komposisi 40% pada siang hari dan 60%  pada malam hari.

Setelah menerapkan cara itu, Hanif sukses memanen sidat Anguilla marmorata dengan bobot 700-800 gram per ekor selama 6-7  bulan budidaya dari bobot awal 200-300 gram per ekor. Menurut Ridwan Affandi, peternak memang mesti paham kebutuhan pakan sidat. Untuk pembesaran sidat di atas  100 gram per ekor memerlukan pakan berprotein minimal 45%. Sedangkan sidat fingerling sepanjang 40 cm, butuh 50-52% protein. Ukuran fingerling menuntut pakan protein tinggi karena tengah memasuki masa pertumbuhan jaringan di tubuh.

Sidat tergolong hewan nokturnal yang aktif pada malam hari. Untuk memacu agar terbiasa makan pada siang hari, tempat pakan perlu diberi naungan sehingga tampak teduh atau temaram seperti menjelang malam. Besarnya naungan 4 m x 2 m x 2 m terdiri dari 2 tingkat berlantai bambu. Pada kondisi itu sidat umumnya akan berkerumun di bawah naungan pada siang hari. Ia akan memakan pakan yang disajikan, bahkan sepanjang waktu. Itulah sebabnya sidat bisa cepat sekali bongsor. 

Cara Budidaya Sidat di Kolam Terpal

Halali Sahri No comments
Budidaya sidat kini dapat dilakukan di kolam terpal, selain kolam tanah. Itulah yang dilakukan oleh Helmy Sukantiyo, peternak sidat di Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah. Kontributor daerah bebeja.com, Faiz Y yang menyambangi kolam terpal sidat itu menyaksikan warga Kampung Laut itu memiliki 6 kolam terpal raksasa berukuran 12 m x 33 m berkedalaman 1,5 meter untuk pembesaran sidat.

Kolam terpal satu lapis itu selesai dibangun pada September 2011. Bukan tanpa sebab Helmy memilih membesarkan sidat Anguilla bicolor di kolam terpal. Selama ini pembesaran yang dilakukan di kolam tanah sering menyebabkan sidat hasil panen berbau lumpur. Hal itu tidak disukai pembeli yang notabene restoran dan eksportir. Harap mafhum sidat tersebut nantinya akan diolah menjadi kabayaki atau sidat panggang. Sudah begitu harga sidat berbau tanah merosot tajam hingga berselisih hampir 40%. Saat ini harga sidat bebas bau lumpur mencapai Rp140.000 per kg.

Kolam terpal pembesaran sidat itu memakan biaya pembuatan sekitar Rp70.000 per meter persegi. Ongkos termahal adalah nilai terpal yang mencapai Rp30.000 per meter persegi. Terpal bisa dipakai selama 5 tahun bahkan lebih bergantung kepada kondisi. Bila ujung terpal mulai robek pertanda terpal tak bisa lama dipakai.

Nah tidak seperti kolam tanah yang memiliki banyak mikroorganisme pengurai sisa metabolisme dan sisa pakan, kolam terpal menuntut penyiponan rutin setiap 10 hari sekali. Frekuensi penyiponan bisa meningkat menjadi setiap 5—6 hari seiring pertumbuhan sidat (rata-rata 1 kg per meter persegi dari ukuran tebar 50 g/ekor). Semakin dewasa (umur 3 bulan dari umur panen 6 bulan pemeliharaan) jumlah kotoran yang menumpuk semakin banyak.pembesaran-sidat

Kadar oksigen terlarut pun perlu dijaga dengan menggunakan kincir seperti dipakai di tambak udang. Kadar oksigen terlarut yang tinggi di kolam di atas 5 ppm dapat mengurangi senyawa berbahaya bagi hewan air, amonia yang terbentuk dari proses dekomposisi atau penguraian sisa metabolisme dan pakan.

Supaya sidat yang dibesarkan di kolam terpal bisa tumbuh besar dan cepat dipanen, sidat diberikan pakan pakan dengan kadar protein minimal 45%, 15—18% karbohidrat, dan 20% kadar lemak. Nah supaya sidat rajin makan, sedikit dilakukan modifikasi dengan membangun shelter dari anyaman bambu berukuran 4 m x 2 m x 2 m di bagian tepi kolam terpal. Shelter berguna untuk tempat sidat beristirahat dan menyantap pakan. Pada shelter tersebut dapat ditaruh corong dari galon bekas air mineral sebagai tempat menaruh pakan.

sumber
Entries RSS Comments RSS

Copyright © Info Sidat Bagus
Powered by Blogger
Design by N.Design Studio
Blogger Theme by Lasantha - PremiumBloggerTemplates.com